Langsung ke konten utama

“Samkhya dan Fisika Kuantum: Satu Getaran di Dua Bahasa”


“Samkhya dan Fisika Kuantum: Satu Getaran di Dua Bahasa”
Bayangkan sebuah ruang yang kosong, gelap, dan sunyi. Tidak ada angkasa, bumi, atau waktu. Dalam keheningan itu terdengar getaran pertama, sabda tanmātra, seperti bisikan lembut yang membelah kegelapan. Dari bisikan itu, lahirlah akasa (ruang), fondasi bagi seluruh ciptaan.
Menurut filsafat Sāṃkhya, getaran pertama ini bukan sekadar suara, tapi benih energi yang cerdas, yang kemudian memunculkan gas, cahaya, air, dan tanah — lima elemen alam (panca mahābhūta). Konsep ini sejalan dengan temuan fisika kuantum, yang menyebutkan bahwa segala benda tersusun dari partikel kecil yang bergetar dan muncul dari ruang hampa.

Perjalanan Elemen: Dari Ruang ke Bumi
Getaran kosmis ini berevolusi menjadi lima elemen:

1. Ruang (Akasa) – benih getaran pertama.
2. Gas (Bayu) – bergerak, menari, membawa energi.
3. Cahaya/Panas (Teja) – muncul dari gas yang berputar, seperti matahari.
4. Air (Apah) – mengalir, menyejukkan, menyatukan elemen.
5. Tanah (Pertiwi) – stabil, menjadi fondasi makhluk hidup.

Setiap elemen baru mengandung unsur sebelumnya, menciptakan harmoni alam. Matahari, air, udara, dan bumi semuanya bergetar mengikuti ritme kosmik ini.

Atom dan Triguna: Alam yang Cerdas
Setiap benda tersusun dari atom, yang memiliki elektron, proton, dan neutron. Struktur ini mirip dengan prinsip triguna Sāṃkhya:

Elektron → rajas, dinamis dan enerjik.
Proton → tamas, stabil dan padat.
Neutron → sattva, netral dan menyeimbangkan.
Kerja sama partikel ini membentuk molekul, batu, air, bahkan tubuh manusia. Seperti triguna memengaruhi perasaan manusia — senang, sedih, atau tenang — atom mengatur keseimbangan alam secara cerdas.

Vibrasi Kosmis: Suara Om
Getaran kosmis terdengar sebagai Om, Ong, atau Hung, yang bukan sekadar simbol, tapi energi yang menata elemen, atom, dan kehidupan. Bayangkan setiap partikel menari mengikuti ritme Om, menciptakan harmoni kosmik yang tak terlihat.

Hiranyagarbha: Telur Kosmik
Semua getaran dan atom terkandung dalam Hiranyagarbha, telur emas kosmik, sebagaimana tertulis dalam Atharwa Veda X-7.28:

> “Hiranyagarbha paramam anadyudham janaviduh skambas tat agri prasincat dirayam loke antara.”
Hiranyagarbha adalah asal muasal segala sesuatu, mengandung energi, ruang, cahaya, dan potensi kehidupan. Memahami Hiranyagarbha berarti memahami aturan dasar alam semesta, dari ruang hampa hingga atom, dari tanmātra hingga panca mahābhūta.

Kesimpulan: Sains dan Spiritualitas Bersatu
Alam semesta adalah energi yang bergetar dan mengembang, bukan benda mati.

Tanmātra, mahābhūta, dan atom hanyalah cara berbeda menjelaskan prinsip kosmik yang sama.

Getaran kosmis (spanda) membentuk materi, energi, dan kesadaran.

Hiranyagarbha menyatukan ilmu dan spiritualitas, menegaskan asal mula alam semesta yang cerdas dan tertinggi.

Dengan memahami prinsip ini, kita diajak melihat alam semesta sebagai kesatuan harmonis, di mana sains dan spiritualitas saling melengkapi. Setiap getaran — dari sabda hingga atom — adalah cerminan kecerdasan kosmik, dan setiap makhluk hidup menjadi bagian dari tarian kosmis yang indah ini.
-------------
Diagram Visual: Dari Getaran Kosmis hingga Hiranyagarbha

Getaran Kosmis (Sabda Tanmātra)
        │
        ▼
     Akasa (Ruang)
        │
        ▼
     Elemen Alam (Panca Mahābhūta)
        ├─ Bayu (Gas)
        ├─ Teja (Cahaya/Panas)
        ├─ Apah (Air)
        └─ Pertiwi (Tanah)
        │
        ▼
      Atom & Partikel
        ├─ Elektron → rajas (dinamis)
        ├─ Proton → tamas (stabil)
        └─ Neutron → sattva (netral)
        │
        ▼
    Getaran Kosmis → Vibrasi Om
        │
        ▼
     Hiranyagarbha (Telur Kosmik)

13-10-2013

Komentar

Postingan Populer

Pediksan di desa Karangsuwung Tembuku Bangli

U

Tirtayatra PHDI KAB BANGLI. Madura, Kenjeran Bromao

Piodalan di Pura Pesraman Dharmawasita Capung Mas Ubud Gianyar Bali

Paruman Mawosang Karya Ring Pelinggih Ida Betara Siwa Budha Pesaraman Dharmawasita Mas Ubud

Dharama Santhi Dharmopadesa di Pesraman Dharma wasita Mas Ubud