Saat matahari naik di langit, Wiku yang tinggal di Bali, mempersiapkan diri untuk menjalani puja surya sewana.
Dengan penuh kesederhanaan, bliau melepaskan pakaian/baju yang menutupi tubuhnya, dan membiarkan sinar matahari menyentuh kulit bliau langsung saat bliau berada duduk di tengah piyasan
Puja surya sewana dilakukan saat fajar menyingsing di ufuk timur, di mana keindahan alam menyatu dengan ritual spiritual, membiarkan sinar matahari meresap ke dalam tubuh bliau tanpa penghalang.
Dari sudut pandang medis, keputusannya untuk tidak memakai baju saat melakukan ritual ini memiliki manfaat yang signifikan. Tanpa penghalang pakaian/baju, sinar matahari langsung dapat menembus kulitnya, merangsang produksi vitamin D dalam tubuh bliau. Vitamin D adalah nutrisi penting yang memainkan peran vital dalam menjaga kesehatan tulang, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mendukung fungsi tubuh lainnya.
Dengan memperoleh paparan sinar matahari yang cukup selama puja surya sewana, bliau secara alami mengoptimalkan kesehatan tulangnya dan memperkuat pertahanan tubuhnya terhadap penyakit. Selain itu, keputusannya untuk berada di bawah sinar matahari langsung juga dapat membantu dalam mengatur siklus tidur-bangun bliau.
Paparan sinar matahari di pagi hari membantu mengaktifkan hormon-hormon dalam tubuh yang berperan dalam mengatur ritme sirkadian, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas tidur pada umumnya.
Meskipun bagi sebagian orang praktik seperti ini mungkin terdengar tidak konvensional, dari sudut pandang medis, keputusan bliau untuk tidak memakai busana baju saat melakukan puja surya sewana adalah tindakan yang sangat bijaksana untuk menjaga kesehatan tubuh bliau, dan mungkin juga salah satu penyebab yang membuat bliau berumur panjang.
Dengan penuh rasa hormat terhadap kearifan lokal dan spiritualitasnya, bliau menemukan harmoni antara tradisi dan kesehatan tubuh bliau.
Ida Bagus Ngurah Semara M.