Getaran Puja, Frekuensi Bajra, dan Hormon Kebahagiaan dalam Yadnya Oleh : Ida Bagus Ngurah Semara Manuaba Setiap puja yang dilantunkan oleh seorang Sulinggih selalu dimulai dari hening batin. Dalam keheningan itu, suara muncul bukan sekadar bunyi , tetapi gelombang yang membawa niat suci, doa , dan kesadaran . Mantra yang mengalir lembut adalah rangkaian getaran yang memasuki telinga umat, lalu menyentuh seluruh sistem saraf , mempengaruhi kimia tubuh, serta membangkitkan rasa damai yang tak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata. Itulah sebabnya umat sering berkata bahwa suara puja seorang Sulinggih bisa “ menyentuh sampai ke hati ”. Di balik pengalaman batin tersebut, ada sesuatu yang bekerja secara halus di tubuh manusia. Ketika mantra dilantunkan dalam ritme yang teratur , frekuensi suaranya memicu peningkatan hormon oksitosin — hormon kedamaian , keteduhan, dan rasa keterhubungan. Oksitosin inilah yang membuat umat merasa dekat dengan Tuhan , merasa diterima...
catatan Ida Bagus Ngurah Semara Manuaba, Giriya Kawan Apuan Bangli