“Menjaga Pawiwahan Tetap Suci di Tengah Virus Budaya” Oleh: Ida Bagus Ngurah Semara M. Pawiwahan dalam tradisi Bali adalah salah satu puncak kehidupan spiritual dan sosial. Ia bukan sekadar ikatan lahiriah antara dua insan, melainkan ikatan batin yang disertai restu leluhur dan doa bersama masyarakat. Dalam pawiwahan, manusia mempersembahkan yadnya kepada Sang Hyang Widhi, leluhur, dan masyarakat sekitarnya. Karena itu, pawiwahan disebut suci, penuh makna, dan sarat simbol. Ia bukan perayaan pribadi, melainkan momentum kolektif yang mengikat rasa kebersamaan. Sejak dahulu, undangan dalam pawiwahan bukanlah formalitas kosong. Ketika seseorang datang membawa undangan, ia membawa niat tulus, senyum ramah, dan sapaan hangat. Undangan adalah pengikat sosial yang memelihara tali persaudaraan. Ia hadir sebagai ajakan untuk berbagi doa, bukan sekadar mengisi daftar hadir. Dalam budaya Bali, undangan lebih dari sekadar kertas—ia adalah wujud keterhubungan hati. Namun kini, angin per...
catatan Ida Bagus Ngurah Semara Manuaba, Giriya Kawan Apuan Bangli